Semar Kembar 4
Astina
Duryudana mempermasalahkan beberapa peristiwa dan bencana yang menimpa Astina. Sengkuni menganggap itu hal biasa karena memang sudah saatnya banjir dan hama datang. Durna menganggap bahwa itu peringatan untuk rakyat Astina supaya lebih waspada dan lebih menghargai alam, karena alam merpakan bagian dari hidup.
Karna mengusulkan, jika memang astina sedang tak aman, bukankah masih punya negara jajahan, nah umpeti mereka dinaikkan, dan kalau ga mau baru dihancurkan negaranya dan direbut.
TAMUAN SEMAR:
Semar (palsu) datang untuk mengabdi kepada DUryudana, karena Amarta juga sedang mengalami pageblug. Tetapi di tolak, karena tidak membutuhkan orang jelek seperti semar, tetapi dibutuhkan orang yang cerdas dan intelek. Semar justru mengata-ngatai Kurupati, bahwa dia bukanlah raja yang bijak, dia adalah pemakan sesama, memakan uang rakyat dan lain sebagainya.
Karna mendengar hal tersebut tanpa menunggu perintah langsung memukul semar.
Duryudana merasa senang dengan tindakan karna tersebut. Tetapi DUrna merasakan keganjalan atas peristiwa itu. Karena memang Semar itu adalah sebagai pengayom negara Amarta, kenapa sampai dia mau menyerahkan diri kepada Astina. Jangan-jangan itu semar palsu.
Kurupati menyuruh sengkuni untuk membawa beberapa pasukan ke klampis Ireng, dan Amarta, untuk meyakinkan bahwa disana sdah tidak ada semar.
Keputren tempat Banowati
LIMBUKAN,,,banuwati yang sedang mennggu datangnya Arjuna yang telah berjanji akan menemuinya. Permadi datang bersama SEMAR palsu lagi,,selingkuhpun terjadi. KOnangan Kartomarmo, lalu ditangkap, tetapi Duryudana yang kondur ngedhaton segera tahu ada semar disitu, tidak marah terhadap istrinya yang selingkuh, justru tertarik untk menangkap semar. Perselingkuhan akhirnya aman gara-gara semar.
Adhegan di paseban, budhalan menangkap semar. Baru ditengah jalan sudah ketemu semar yang berjalan sendirian seperti orang gila. Kemudian ditangkap, sudah ditemkan 3 semar, sebagian berjalan menuju amarta, dan sebagian ke klampis ireng.
PERANG GAGALe semar sik diajar KArno, terus tekane semar-semar lainnya. Akhire sik padu malah semare. Karna mengikuti pasukan mencari semar yang asli ke Klampis ireng brsama Sangkuni, sedangkan Durna disuruh mencari ke AMARTA.
Gara-gara
Klampisireng atas perintah punakawan membuat sebuah patung, karena semar sudah hilang dan dianggap mati, yang ada Cuma semar-semar palsu yang mengumbar angkara, bukan semar sebagai pamong para satriya.
Datangnya pasukan astina dan terjadilah peperangan, Gareng dan punakawan lainnya tertangkap oleh Kurawa dan ditanya mana semar mereka tidak ada yang menjawab. PUnakawan diharjar dan dikendhangkan oleh KArna dengan panahnya.
Manyura
Amarta, tentang hilangnya kyai semar yang tanpa kabar-kabar, sehingga situasi negara menjadi amburadul. Tidak selang berapa waktu datanglah Durna, yang minta kejelasan keberadan semar. Durna justru member informasi bahwa di astina ada 2 semar yang tertangkap. Akhirnya mereka datang bersama-sama untuk memastikan mana semar yang benar.
Adegan kahyangan
Adegan Alang-alang KUMITIR
Hyang Wenang di hadap oleh ISMOYO
Wejangan tentang pengertian BADRANAYA, ISMOYO, NAYANTAKA, dan DHUDHAMANANGMUNUNG.
ISmoyo disuruh kembali kebumi dengan berganti nama RASAMAYA, untuk meredakan kekacauan di muka bumi. Sampai di bumi semar semakin marah, karena situasi semakin memburuk. Ingin sekali dia melumat seisi bumi, tetapi diingatkan oleh Narada. Setelah kepergian NArada, jatuhnya para punakawan dan minta bantuan. Tak lama kemudian kedatangan para PAndhawa dan Druna, yang sekaligus minta tolong untuk menebak semar yang sesungguhnya. Berangkat ke Astina.
Kekacauan masih terjadi antara 3 Semar, RAsamaya maju dan melerai, tetapi justru dipukli oleh ketiga semar, Bratasena dan lainnya membantu, tetapi semar-semar tersebut berlomba mengeluarkan kentut. Rasamaya badhar wujud jadi semar, dan diapun membabat habis para-para semar-semar palsu tersebut yang badhar wujud jadi KALA, DURGA dan GURU.
Setelah tahu Semar yang asli telah tiba, Kurawa makin marah, karena merasa daerahnya digunakan untuk ajang pertempuran dan dianggap biang keladinya adalah semar. Bima maju menyingkirkan Kurawa, tayungan. Semar menasehati para Pandhawa bahwa sudah saatnya jiwa-jiwa satriya piningit segera direalisasikan, segera digugah, kalau tidak bumi akan mengalami kehancuran, rawe-rawe rantas, malang-malang putung.
sumber : https://poswayang.wordpress.com/2011/12/25/semar-kembar-4/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar